apa yang tak lebih menyenangkan selain saat kita akan bertemu?
aku suka melihatmu diam-diam dari balik kaca jendela rumah kopi.
saat kau menungguku..
aku melihat kau membawa resah.
ada pula gelisah..
tapi aku lebih banyak melihat rindu..
sejenak kuperhatikan lagi..
dari balik kaca jendela rumah kopi
kau mengaduk-aduk cangkirnya
padahal ku tahu gulanya sudah larut pada belasan menit yang lalu..
ah ya ya.. , kau tak sabar rupanya..
tapi aku lebih banyak lagi melihat rindu..
dann..,
ah siaalll kau melihatku ketika aku melihatmu..
ah sial, kenapa kau tersenyum dari balik kaca itu.
hampir saja, dengkulku ngilu..
baiklah aku melangkah menemuimu..
tak lama kita berhadapan..
tersenyum
lalu bertanya kabar..
dasar bodoh.., jelas kau tahu kabarku baik..
tidak pernah sebaik ini bahkan..
lalu kita bicara..
rindu luruh jadi butiran butiran kecil-kecil
lalu rindunya menguap di udara
kita tertawa..
lalu kemudian bicara
berbincang
berpisah.. yang lama..
iya yang lama sekali...
tak bertemu lama lagi..
tak bertanya kabar..
lupa..
kita..
menabung..
untuk kembali rindu..