Jumat, 21 Desember 2012
Surat Untuk Alya
Anakku Alya..
Surat ini kutuliskan saat rinduku malam ini begitu membuncah padamu. Rindu yang tak sempat kuungkapkan di sela-sela kesibukan kita sehari-hari. Bangun pagi, memandikanmu, memanaskan mobil, mengantarmu terapi lalu menunggumu atau terkadang harus kutinggal pergi karena mama harus pergi bekerja.. lalu kita bertemu saat malam, ketika matamu sudah redup dan rambutmu basah berkeringat karena menanti mama di ruang tengah.. terima kasih anakku kau sudah terjaga sejenak demi untukku.
Alya anakku.. betapa aku merindukanmu melebihi apapun di dunia ini. Merindukan kita bisa bertatap mata lama dan tertawa. Merindukan kau menjawab apa perkataanku meskipun hanya satu ucap kata saja, satu ucap saja Al. Merindukan kau memelukku, membalas pelukan eratku dan saat itulah bebanku hilang. Merindukan kita berbagi cerita apapun, dan aku menjawab apapun yang kau tanyakan. Apapun anakku…
Alya anakku.., aku ingin menceritakan padamu satu hal. Ini tentang betapa aku mencintaimu melebihi siapapun di dunia ini, Nak. Kenanglah ini setiap saat dan ingatlah bahwa aku ibumu yang merawatmu dengan cinta di tiap jengkalnya. Jika esok ada yang ingin menggantikanku, kuharap kau masih mengingatku bahwa akulah yang terbaik anakku..
Anakku alya.. aku mencintaimu dengan tulus dan tak tiba-tiba, tak juga berpamrih untuk apa-apa. Karena aku adalah ibumu dan aku ditakdirkan untuk menjagamu dan merawatmu kapanpun anakku.. aku membesarkanmu dengan cara-cara yang baik, dan aku ingin mendidikmu sebagai wanita terhormat yang menjalankan kesantunan..
Anakku alya, sayang.. tiap detik aku mencintaimu. Tak ingin aku menggantikanmu dengan siapapun dan aku berjuang untuk itu, Nak. Mama ingin membahagiakanmu anakku meski tak bisa aku memberikan dunia sempurna untukmu. Aku bukan orang yang mencintaimu pada menit-menit pertama lalu setelah bosan akan tak mempedulikanmu dan menyerahkannya pada orang lain. Mama pernah keras padamu, tapi mama tak membencimu dan kasih sayangku adalah pelipur laramu.
Alya anakku.. masihkah kau ingat saat kita menyatu dan mama selalu mengelusmu dengan permohonan doa pada Tuhan agar kau sempurna dan tak diberi kekurangan satu apapun? Doa itu tak sekalipun terputus anakku..
Anakku.., mama merindukanmu sayang..
Besok berjanjilah kau serius terapi, ya sayang..
Jangan menangis lagi.. hanya orang kalah dan penakut yang menangis..
Segeralah bicara ya sayang.. maka sempurna sudah duniaku..
Mama kangen kamu, Al…