Rabu, 10 November 2010

Terjebak Setia

Di sudut stasiun itu mata kita bertatap.
Kau siap berkemas lalu melangkah masuk ke kereta
Sementara aku masih duduk di bangku tunggu
Ayo.., ajakmu..
Aku tak sanggup menjawab hanya menatap

Kereta mulai berpamitan
Aku melihatmu tegar di dalamnya
Sementara aku masih duduk di bangku tunggu
Kembali matamu yg mengisyaratkan mengajakku turut
Aku tak sanggup menjawab hanya menatap

Dan hingga kini..
Aku masih setia berada di sini
Menghadapi lalu lalang hari yg berlalu tiap waktu
Tak sedikitpun beranjak
Aku terjebak dengan setia..

Ah cintaku..,
Kala kau beranjak
Sudah bertemu hari baru
Menepis bayanganku yg samar tiap detiknya
Meninggalkan kenangan
Aku hormati itu walau tercabik-cabik..

Harapku,
Seharusnya kau juga merasakan sakit yg sama denganku..

Tapi aku masih begini..,
Entah sampai kapan aku pun tak tahu
Berteman dengan sesaknya dada
Berkarib dengan sepinya waktu
Bersahabat dengan yang tak bisa kuungkapkan
Menyakitkan..

Lamat-lamat aku menyebut namamu
Menaikkan doa-doa agar kau kembali
Tidak dengan kerumitan seperti ini

Ah, sayang..
Terjebak aku dengan setia...

[[end]]