Tiba tiba agamaku jadi monopoli
Aku menjadi seperti jauh dari Tuhanku
Ada yang maju di depan
Berdiri berani paling depan
Mewakili kebenaran dari Tuhan
Mewakili kebenaran dari Tuhan
Membangun sekat
Sekat penentu mana yang paling benar
Mana yang paling salah ..
Agamaku menjadi monopoli
Aku seakan jauh dari Tuhanku
Merekalah yang kini paling dekat dengan Tuhanku ..
Merekalah penentu..
Penentu haram
Penentu halal
Penentu surga
Penentu neraka
Penentu salah
Penentu benar..
Mewakili kebenaran dari Tuhan
Benarkah hanya dengan sesederhana itu?
(10 Mei 2017, Satu hari setelah vonis 2 tahun untuk Ahok)
Rabu, 10 Mei 2017
Bangku Taman Belakang
aku siapkan dua bangku di taman belakang
menunggu jika suatu saat tuan pulang
pulang dengan setumpuk beban
di tengah-tengahnya ada sisipan kemarahan
.. kecurigaan
keraguan ..
aku siapkan dua bangku di taman belakang
siapa tahu tuan nanti pulang
bersedia duduk tenang-tenang
kirimkanlah sedikit waktu luang
mengingat lagi yang sudah diberi
mundur lagi melihat yang sudah dilewati
aku siapkan dua bangku di taman belakang
saat tuan nanti pulang
renung-renungi lagi
prasangka tak baik di hati
meragukan tak baik diterus-teruskan
tak usah diulang-ulang ..
bangku taman belakang
saat pulang
perenungan ..
..
jalan akan dilipat
atau tetap dibentang ..
pilihan di tangan tuan..
menunggu jika suatu saat tuan pulang
pulang dengan setumpuk beban
di tengah-tengahnya ada sisipan kemarahan
.. kecurigaan
keraguan ..
aku siapkan dua bangku di taman belakang
siapa tahu tuan nanti pulang
bersedia duduk tenang-tenang
kirimkanlah sedikit waktu luang
mengingat lagi yang sudah diberi
mundur lagi melihat yang sudah dilewati
aku siapkan dua bangku di taman belakang
saat tuan nanti pulang
renung-renungi lagi
prasangka tak baik di hati
meragukan tak baik diterus-teruskan
tak usah diulang-ulang ..
bangku taman belakang
saat pulang
perenungan ..
..
jalan akan dilipat
atau tetap dibentang ..
pilihan di tangan tuan..
Jumat, 17 Maret 2017
Anak Lelakiku
anak lelakiku
bersarung biru
ada liris liris cokelat
bergema gembira saat adzan tiba
ditarik-tariknya ayahnya pergi musholla
anak lelakiku
lahir dari lapis-lapis doa
dikelilingi tumpukan harapan
pelindung keluarga di masa depan
anak lelakiku
penitip baiknya nasib
pelipur kala beberapa harapan kabur
yang dilimpahi kasih sayang
berlipat lipat luas lebar dan tinggi
anakku
lelakiku
yang pulang dari musholla
bersarung biru
yang kujaga
untuk menjaga
bersarung biru
ada liris liris cokelat
bergema gembira saat adzan tiba
ditarik-tariknya ayahnya pergi musholla
anak lelakiku
lahir dari lapis-lapis doa
dikelilingi tumpukan harapan
pelindung keluarga di masa depan
anak lelakiku
penitip baiknya nasib
pelipur kala beberapa harapan kabur
yang dilimpahi kasih sayang
berlipat lipat luas lebar dan tinggi
anakku
lelakiku
yang pulang dari musholla
bersarung biru
yang kujaga
untuk menjaga
Sabtu Pagi
Hidup
itu harus ada yang kau kenang, Rum..
Tak
semua kenangan harus kau buang
Tak
semua barang harus kau kemas
Ada
kalanya ada yang harus kau simpan..
Rum,
Hidup
tak harus kau maknai keras
Hidup
tak harus kau jalani dengan berlari
Kadang
kala juri membolehkan kau berjalan
Pun
ketika kakimu tak sanggup, silahkan kau duduk sejenak
Rum,
Hidupmu
yang di belakang sesekali boleh kau tengok
Setidaknya
kau ingat kau dulu pernah penuh cinta
Bahagia
pernah singgah
Bahagia
versi dulu maksudku
Nanti
pasti kau akan temukan bahagiamu lagi
Bahagia
versi episode kini..
Rum,
Tak
selamanya kau harus berdiri dan mengepal-ngepalkan tanganmu
Menunjuk
semua dengan dendam
Lalu
membuang amarah
Lalu
kau jadi paling benar
Manusia
Rum..
Ada
salahnya juga
Ada
typonya juga
Manusia
bukan koran Rum yang selalu punya editor agar tidak salah
Apa
yang kamu pikir saat itu
Kamu
bertindak saat itu..
Rum,
Peluki
dulu kenangan lamamu
Ikhlaskan
apa yang salah
Ikhlaskan
apa yang benar
Ini
hidup Rum..
Langganan:
Postingan (Atom)