Ayo sayang..,
Kayuh sepedamu.
Kayuh sekuatmu..
Kejar aku..
Ayo sayang..,
Letupkan lagi semangat hidupmu
Yg dulu redup dan kini pijar bak mercu suar
Karena aku..
Raih tanganku..
Pupuskan ketakutan
Akulah tali tersampir untuk pegangan jiwa
Akulah arah dari segala penjuru angin
Apalagi yang kau cari?
Ayo sayang..,
Bentangkan tanganmu..
Selebar-lebarnya hingga lapang dadamu
Angin menyapa ramah menyapu kulitmu di belantara hijau
Ayo lari, lari..lari kita berlari..
Berlari tanpa arah..
Tertawa sekeras dan selepas-lepasnya
Hari ini tamat riwayat beban hidup
Aku lah pelapangmu..
Sempurna sudah hidup
Selasa, 26 April 2011
Rabu, 13 April 2011
Tak pandai ku menulis
Aku tak pandai bercerita tentang gembira
Karena entah kenapa jemariku lebih lincah mengetik tentang duka
Entah mengapa pula sedih dan lara menggairahkan untuk ditulis
Bodoh bukan aku yang senang berkubang kelam..
Tapi kau harus tetap aku tulis..
Kau adalah cinta
Kau serupa bahagia
Kau sejenis buncah semangat
Kau pelangi abadi
Pembias cerah warna jingga, biru muda, merah..
Kesesakan menjadi lapang
Aku ingin mengabadikanmu dalam celah-celah manis dan rindu
Dalam letup-letup cinta yang membuncahi jiwa
Dalam titik hujan yang ikhlas menebas pedih tanah
Dalam samar pelita yang menghapus riak gelisah
Sebagai penenang riak-riak amarah
Sebagai sandaran ketika resah..
Sebagai penutup dari pencarian
Ah sayang, sudah aku bilang apa
Aku tak pandai menulis tentang bahagia
Mungkin tanganku, otakku diatur oleh hati
Hati tak ingin membaginya dengan yang lain
Pun dengan kertas, tinta dan tulisan
Aku akhiri tulisanku, Sayang...
Aku mencumbumu malam ini..
Itu menjelaskan semuanya..
Karena entah kenapa jemariku lebih lincah mengetik tentang duka
Entah mengapa pula sedih dan lara menggairahkan untuk ditulis
Bodoh bukan aku yang senang berkubang kelam..
Tapi kau harus tetap aku tulis..
Kau adalah cinta
Kau serupa bahagia
Kau sejenis buncah semangat
Kau pelangi abadi
Pembias cerah warna jingga, biru muda, merah..
Kesesakan menjadi lapang
Aku ingin mengabadikanmu dalam celah-celah manis dan rindu
Dalam letup-letup cinta yang membuncahi jiwa
Dalam titik hujan yang ikhlas menebas pedih tanah
Dalam samar pelita yang menghapus riak gelisah
Sebagai penenang riak-riak amarah
Sebagai sandaran ketika resah..
Sebagai penutup dari pencarian
Ah sayang, sudah aku bilang apa
Aku tak pandai menulis tentang bahagia
Mungkin tanganku, otakku diatur oleh hati
Hati tak ingin membaginya dengan yang lain
Pun dengan kertas, tinta dan tulisan
Aku akhiri tulisanku, Sayang...
Aku mencumbumu malam ini..
Itu menjelaskan semuanya..
Langganan:
Postingan (Atom)